Regulasi

Penggunaan CPO di PLTD Hemat Devisa Negara 

JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR Ramson Siagian menilai, penggunaan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN Persero) akan menghemat devisa.

Hal ini, mengingat minyak solar yang selama ini digunakan sebagai bahan bakar PLTD milik PLN berasal dari impor.

Di sisi lain, dengan menggunakan CPO untuk PLTD maka akan memperluas pasar CPO di dalam negeri, sehingga dampaknya bisa mendongkrak harga CPO dan tandan buah segar (IBS) di tingkat petani sawit. 
Namun demikian, Ramson Siagian mengingatkan, perlu dikaji lebih mendalam untuk mengetahui kemampuan umur mesin PLTD milik PLN yang menggunakan CPO. 

"Perlu ada pengalaman empiris. Apakah dengan menggunakan CPO tidak menyebabkan kerusakan pada PLTD milik PLN." kata Ramson Siagian di Minggu (9/12).

Peneliti dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Agus Kismanto mengatakan, tidak semua PLTD milik PLN bisa dikonversi bahan bakarnya ke CPO. Misalnya saja PLTD putaran rendah (rpm 750). 

PLTD itu sekarang memakai bahan bakar residu/tnarine fuel oil. Agar bisa kompatibel dengan CPO perlu dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pabrikannya. 

Saat ini, ada PLTD merek MAN pabrikan Jerman dan Wartsila asal Finlandia yang punya mesin khusus PLTD berbahan bakar CPO. Mestinya ke depan, PLTD yang berbahan bakar solar ditutup dan digantikan dengan PLTD berbahan bakar CPO. 

"Indonesia beli lisensinya saja, kita produksi mesin PLTD ini di dalam negeri. Ini jadi usaha yang sangat layak, karena ada ribuan PLTD," kata Agus.tps


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar